Selasa, 29 September 2015

Kota Hujan, Kota Kenangan

Alarm dari gadget yang ku-setting sebelum subuh menjadi teman setia yang selalu sigap mengingatkan aku bahwa saatnya bangun, berkemas dan memulai hari.  Belum jam enam pagi, biasanya aku sudah menghenyakkan tubuh di jok mobil, siap untuk menghantarkan putri bungsuku  menuju sekolahnya yang saban hari tidak pernah tidak bersinggungan dengan titik macet.  Iya, konsekuensi tinggal di Jakarta dan sekitarnya harus pasrah terjebak dalam kepadatan lalu lintas yang berjejal ingin saling mendahului. Kendaraan roda dua dan roda empat campur aduk seolah lupa aturan rambu-rambu lalu lintas.  Menyikut, tersikut bahkan berbenturan spion dan kacanya bertebaran di permukaan aspal menjadi pemandangan biasa.  Itulah gambaran satu sisi dari kehidupan yang harus aku dan keluargaku jalani setiap harinya.

Maka, akhir pekan adalah saat yang paling aku tunggu, saat yang tepat untuk melemaskan otot-otot, menyegarkan pikiran, berhenti sejenak dari rutinitas guna menguapkan segala kepenatan dan men-charge kembali energi positif agar pada awal pekan berikutnya bisa kembali menunaikan aktivitas dengan semangat baru yang lebih segar.

Seperti halnya rutinitas keseharian, piknik pun sudah menjadi kegiatan rutin aku dan keluarga, baik ter-planning atau dadakan.  Piknik atau liburan sudah menjadi bagian penting  bagi aku dan keluarga dengan alasan keseimbangan.  Hidup itu harus seimbang.  Sebagaimana ekosistem, maka tubuh pun punya mekanismenya, punya hak fisik dan non fisik yang harus dipenuhi agar semuanya bisa berjalan seimbang.  Satu bagian tidak terpenuhi maka akan pincang dan mempengaruhi harmonisasi secara keseluruhan.  

Piknik atau liburan adalah perjalanan.  Perjalanan bagiku adalah bicara tentang lokasi.  Jika hanya libur singkat di akhir minggu maka kami memilih piknik di lokasi yang dekat.  Dan pada akhir tahun dimana terdapat hari-hari libur panjang atau long weekend, biasanya kami memilih untuk berlibur ke luar kota atau bahkan ke manca negara.  Bogor, Banten, Bandung, Pangandaran, Garut, Surabaya, Yogyakarta, Bangka, Bali, Barcelona, Monaco, Prancis, Italy, dan Swiss adalah kota-kota dan negara-negara yang pernah kami singgahi sebagai  destinasi perjalanan kami.


www.nanidjabar.blogspot.com
Saat liburan di Bangka

Aku tidak bisa atau tidak adil jika  memilah dan memilih satu kota atau negara menjadi destinasi yang paling berkesan pada saat liburan.  Bagiku setiap lokasi menawarkan pesonanya masing-masing.  Karena setiap tempat punya keunikan dan ragam keindahan yang berbeda.  Yogyakarta mempunyai pantai-pantai alami Gunung Kidul yang daya tariknya berbeda dengan keindahan Pantai Sawarna dan Tanjung Lesung di Banten.  Bali yang menonjolkan kekentalan budaya  Hindu tidak bisa dibandingkan dengan Kota Bandung, Bogor atau Surabaya. 



pantai sundak masih sangat alami dan bersih
ketika berkunjung ke Pantai di Gunung Kidul


tanah lot bali kental nuansa hindu
Kedua putriku saat kami berlibur di Tanah Lot Bali

Apalagi Negara-negara yang meskipun bernaung dalam satu Uni Eropa tetap menampilkan  aura wisata yang berbeda. Misalnya, Venice Italy dengan kota air yang cantik, atau Prancis dengan kemegahan Benteng Carcassone atau Swiss dengan Gunung Salju Abadi yang masing-masing punya ruang dan meninggalkan kesan yang istimewa di hati kami.


Liburan akhir tahun di Venice, Italy

peninggalan sejarah
Saat berlibur di Prancis

Ketika musim dingin di Swiss
Tapi, bagaimanapun Bogor sudah menjadi rumah kedua bagi aku dan keluarga.  Sudah tak terhitung kalinya aku dan keluarga menikmati liburan di Bogor.  Udara petang yang sejuk, aroma rinai gerimis, kuliner khas, keramahan tutur kata berlogat sunda menjadi daya tarik tersendiri yang membuat kami tidak pernah dihinggapi rasa bosan untuk berkunjung ke kota hujan ini.

Menyaksikan rusa-rusa yang dibiarkan berkeliaran di Istana Bogor, angin menerbangkan butiran-butiran kapas pohon kapuk dan bertebaran di atas rumput hijau Kebun Raya Bogor, bersantai di pinggir danau di bawah pohon-pohon rindang adalah suasana yang kerap menjadi magnet bagi kami untuk kembali dan kembali lagi menikmati liburan di Bogor.  Bogor memang sarat dengan tempat piknik yang bernuansa pedesaan.  Itu juga yang menjadi salah satu alasan bagi kami untuk selalu mengunjungi kota ini.  Kehidupan metropolitan yang berjejal dengan bangunan-bangunan megah dengan segala hiruk pikuk manusia yang kerap menonjolkan egoisme dan kepentingan pribadi membuat kami rindu dengan suasana desa yang damai dan sejuk.   Menginap di Puncak, Taman Safari atau sekedar tea walk acap kali kami lakukan hanya untuk menghirup  udara segar yang sarat oksigen.


Istana presiden bogor
Suatu kali weekend di Bogor

danau di kebun raya bogor
Bersantai di pinggir danau, Kebun Raya Bogor
Ibarat buku maka alam yang terbentang luas ini adalah sumber ilmu pengetahuan.  Seorang filsuf Agustinus dari Hippo mengatakan jika anda tidak melakukan perjalanan maka sama saja anda hanya membaca satu bab dalam sebuah buku.


Aku dan keluarga tidak ingin hanya membaca satu bab saja dalam sebuah buku.  Dalam sebuah kesempatan di akhir minggu, kami sengaja piknik ke tempat wisata yang bertajuk ‘Kampoeng Wisata Cinangneng’ berlokasi di Bogor, tidak jauh dari jalan Raya Padjajaran.   Tempat wisata ini menawarkan konsep berlibur sekaligus menanamkan nilai-nilai kehidupan dan edukasi,  dibalut dengan suasana  yang kental nuansa pedesaan.  

Sebuah pengalaman berharga yang real,  dimana kami diajak travel guide menelusuri persawahan dan menanam padi di atas lumpur, mengunjungi perkampungan dan berkenalan langsung dengan para pelaku home industry, menyebur ke sungai untuk memandikan kerbau, bermain gamelan dan dituntun membuat makanan dan minuman dari mulai pengolahan hingga bisa disantap.  Sungguh pengalaman liburan yang belum pernah kami temui sebelumnya.

keindahan alam di bogor
Kampoeng Wisata Cinangneng

Bermain gamelan

Memandikan kerbau

Menanam padi di sawah

perkampungan di bogor
Menelusuri jalan menuju perkampungan
“Kenapa sih, kok kita sering banget liburan di Bogor?” Tanya putri sulungku suatu kali.
Aku tertunduk sejenak mendengar pertanyaan kakak- sapaan putri sulungku, dan kemudian mengangkat dagu sambil melirik ke arah suamiku.  Suamiku tersenyum, pandangan kami bertumbuk.

Sejatinya Bogor adalah Kota yang banyak menorehkan kenangan indah.  Awan hitam yang bergelayut di langit Bogor dikala petang, persisnya pada bulan November 19 tahun yang lalu menjadi saksi  bisu awal pertemuanku dengan seorang pria yang kini menjadi lelakiku.  Kedua putri sholihahku adalah buah cinta kami.  Mendengar jawaban singkatku, serta merta aku dan suami jadi ledekan kedua putriku.  Ah….

Jika dalam waktu dekat aku berkesempatan kembali menikmati liburan di Bogor, aku ingin kembali mengukir kenangan dengan menghabiskan akhir pekan kami menginap di sebuah hotel yang bergaya resort.  Sambil membaca buku ringan, bercengkrama dan bersenda gurau bersama anak-anak, mengunyah cemilan dan ketika menyibak tirai jendela kamar, bisa menyaksikan view pemandangan  yang penuh dengan rindang pohon dan menyegarkan mata. 

Sesederhana itukah? Iya, sederhana saja, tapi bukan yang penting piknik, melainkan karena piknik itu penting! sekalipun dengan cara yang sederhana.





***

24 komentar:

  1. Wuihh, seru bangeeet mbaaaaak. Pengeeen. . . kapan ya bisa kayak mbak nani? Udah ke luar negara pulak :"(

    BalasHapus
  2. serunya piknik keluarga kecilnya mbaa, aku suka dengan foto-foto liburan di luar negeri sayangnya kok di take so far away

    BalasHapus
    Balasan
    1. Msh byk kok mbak ft2 yg diambil deket....hehee

      Hapus
  3. Senang banget pastinya y mbak berkesempatan jalan-jalan sampai keluar negeri sama keluarga.... :-)

    BalasHapus
  4. Piknik bareng keluarga itu selalu seru ya, apalagi kalo di luar negeri. Belum pernah ajak anak-anak ke luar negeri, paling sebatas jawa bali aja sementara ini ^_^

    BalasHapus
  5. Anak-anak berasa jadi si Bolang ya kalo berwisata ke Kampung wisata Cinangneng, bisa menanam padi dan memandikan kerbau. Seruu dan jadi pengalaman berharga untuk anak

    BalasHapus
  6. Saya pernah juga ke Cinangneng,bermalam di sana. Saat tengah malam dibangunkan diajak berkeliling kampung dg membawa obor sbg penerangan. Yg begini nih yg bikin anak2 py pengalaman yg mengasyikkan.

    Terimkasih tulisannya serasa mengajakku ..Kapan yaa bisa piknik ke luar negeri... salam kenal mbak, ---

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal balik mbak...trmksh sdh berkunjung :)

      Hapus
  7. Waa...pengalaman liburannya seru mb. Lengkap pula... Sukses lombanya ya mbak...:-)

    BalasHapus
  8. kampung wisatanya seruu.. bisa mandiin kerbau dan menanam padi di sawah...jadi ingat masa kecil... :)

    Semoga menang lombanya ya mbak Nani...

    BalasHapus
  9. Senangnya bisa bepergian kemana-mana.
    Piknik juga tidak harus mahal barangkali. Saya pernah piknik dari Prapanca ke Pasar Minggu jam satu pagi. Melihat kegiatan jual beli rakyat di pagi itu membukakan mata, menyehatkan pikiran dan membuat saya bersyukur.

    Total selama 5 tahun tinggal di Bogor, saya juga selalu kangen dengan kota itu. Banyak kenangan.

    salam,
    http://alrisblog.wordpress.com

    BalasHapus
  10. setiap tempat punya nuansa dan kesan yang berbeda ya mbak, gak peduli jauh atau dekat... yang penting piknik! HIDUP PIKNIK!

    BalasHapus
  11. Asyiknya jalan jalan terus mba... Btw aku mah angkat tangan kalau pikniknya nyuciin kerbau hehehee.. Mundur cantik aja, tertarik harimau mungkin ya. Tapi takut juga sih hihihii.. Semangat kompetisinya mba :))

    BalasHapus
  12. So sweet.. ternyata ada kenangan dan cerita di balik kota bogor. Senangnya bisa selalu jalan-jalan bersama keluarga.. :D

    BalasHapus
  13. duh kalau ke venice emang cocoknya yang honeymoon yaa .. kok kayanya romantis banget :D

    BalasHapus

Aku dan Lock Down-Virus Corona (Covid19)

Aku tiba-tiba merasa berada dalam dunia unreal, antara percaya dan tidak dengan apa yang sedang aku alami saat ini. Tepatnya hari senin 1...