Senin, 03 Agustus 2015

Surga Bawah Laut, Bukan Surga Yang Tak Dirindukan

Surga Bawah Laut, Bukan Surga Yang Tak Dirindukan.  Akhir-akhir ini media sosial diramaikan dengan diskusi yang mengusung tema klasik, poligami.  Entah kebetulan atau sengaja karena memang film layar lebar “Surga Yang Tak Dirindukan” yang diangkat dari novel karya Asma Nadia sedang tayang di bioskop-bioskop Nusantara.  Menjadi Trending Topic, bahkan beberapa netizen  sengaja meng update status dengan mengangkat tema ini.  Pro kontra, Pasti! Perdebatan panjang tak bisa dielakkan.  Yang pro dan kontra sama-sama merasa berada di garis idealisme dengan argumennya masing-masing.


Lalu, aku berada di pihak mana? Dan apa pula kaitannya dengan surga bawah laut?


Untuk tema yang satu ini aku memilih abstain.  Tidak berpihak pada yang pro apalagi kontra.  Jangankan larut dalam perdebatan panjang yang seringkali berujung deadlock, untuk berdiskusipun aku haturkan terimakasih.  Buat aku pribadi, untuk menggapai surga lewat corong poligami cukup tunjuk dada sendiri dan tanya sejauh mana diri ini qona’ah dan ridho terhadap ketentuan dan aturan Allah???  Tak perlu diumbar!  Karena sesungguhnya level taqwa itu hanya kita dan Allah saja yang tahu.


Balik lagi, apa hubungannya dengan surga bawah laut?


Hmmm…tentu ada dan bisa ditarik benang merahnya (kalo gak, paksain aja deh…hehehe).  Pada tulisan ini aku ingin menekankan bahwa surga bawah laut adalah keindahan sempurna bak surga yang tidak ada perselisihan apalagi menyulut kontroversi  tentang keindahannya.  Siapa yang berani menyebut kalau wisata bahari di Raja Ampat tidak indah, atau kehidupan dasar laut Wakatobi, Taman Nasional Bunaken, atau Pulau Derawan yang bertabur dengan keelokan biota laut dan terumbu karang yang cantik itu???


Ah, aku yakin semua akan bersuara sama dengan nada yang indah…… “Wow, ini benar-benar surga bawah laut!!!”

Iya…. ‘surga’ yang dirindukan semua orang.  Bukan surga yang tak dirindukan….


Keindahan panorama dasar laut yang dengan kecerdasan, keilmuan dan kebeningan hati yang menyaksikannya dapat menghantarkan seseorang mengenal  Tuhan yang sesungguhnya.  Rabb yang menciptakan segala keindahan semesta termasuk keindahan bawah laut.

 Seorang oceanography berkebangsaan Prancis Mr. Jacques Yves Costeau, yang sering melakukan eksplorasi di berbagai samudera di dunia memutuskan memeluk islam setelah mengetahui bahwa Al-qur’an telah mengabadikan keajaiban bawah laut jauh sebelum Costeau mengabadikannya dalam film-film dokumenternya.  Subhanallah…


Bagaimana dengan anda,  yang sering bereksplorasi di dasar laut dengan snorkeling dan diving, apakah  telah menjadikan anda lebih dekat dengan Sang Pencipta?   Silahkan dijawab masing-masing aja ya….   hehhe






Snorkeling di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

Bagaimana muslimah snorkeling?

Ini sebenarnya topik tulisan yang ingin aku share.  Liburan lebaran kemarin tanpa perencanaan sebelumnya alias dadakan kami (aku dan keluarga) berkunjung ke Pulau Pramuka, Pusat Pemerintahan Kepulauan Seribu.  Pulau yang dikenal sebagai tempat para wisatawan asing dan nusantara melepas penat, mencari suasana baru yang bisa mem-fresh kan kembali pikiran dengan kegiatan paket-paket wisata baharinya. 

Wisata utama yang ditawarkan disini adalah snorkeling, selain tentunya bisa juga diving atau banana boat dan kano.

Ketika suami menawarkan liburan snorkeling ini, aku sedikit ragu menganggukkan kepala.  Aku  memang belum pernah snorkeling sebelumnya, tapi snorkeling bukan hal yang asing  buat aku.  Karena hobiku mengunjungi pantai telah membuat mataku tidak asing melihat orang-orang bersnokeling  bahkan muslimah yang dengan ‘berani’ mengenakan pakaian renang ketika bersnokeling ria diantara kerumunan orang-orang  yang kadang membuat aku risih sendiri.


Pemandangan seperti ini yang membuat aku enggan mengiyakan dengan tulus ketika suamiku mengajak bersnokeling di Pulau Pramuka.


“Gak salah nih ngajakin snorkeling?” tanyaku dengan air muka penasaran.


Sepertinya suamiku paham dengan maksud pertanyaanku. 

“Gak dong, kamu dan kakak (putri sulung kami) tetap bisa berpakaian muslimah seperti biasa” pungkasnya meyakinkan aku.


Iya, snorkeling itu di lautan terbuka.  Bukan kolam renang khusus muslimah bo… hehhhehe

Banyak mata laki-laki yang diharamkan melihat aurot wanita.  Minimal pemandu snorkeling, abang yang mengendalikan perahu motor, dan satu lagi abang yang mengontrol arah jalannya perahu motor.  Yang namanya abang-abang pasti bukan perempuan dong… hehheh


So…. Simpan pakaian renang (baca : pakaian ketat) di lemari rapat-rapat, bila perlu dikunci dan kuncinya lempar ke laut…eits sorry…. Maksudnya simpen aja di rumah ya … hehehe

Dan kenakan pakaian muslimah seperti biasa sebagaimana kamu beraktivitas di luar rumah.


Kalau aku, mungkin bisa jadi inspirasi muslimah lain ya.  Pertama aku mengenakan longjohn (pakaian dalam berupa kaos lengan panjang dan celana panjang) yang terbuat dari bahan wol, ringan dan tidak menyerap air.  Kemudian pada bagian luar aku mengenakan kaos tebal dan longgar lengan panjang yang juga berbahan wol dengan panjang selutut.  Pada bagian bawahnya aku mengenakan rok lebar panjang sampai mata kaki yang tebal tapi ringan dan lembut terbuat dari campuran bahan jersey dan nilon.  Tidak  menyerap air sehingga tetap nyaman dan ringan ketika berada di dalam air.  Untuk kepala, seperti biasa kenakan dahulu cipluk yang nempel di kepala kemudian baru aku mengenakan kerudung kaos yang panjang sampai menutupi dada.  Begitu juga yang dikenakan oleh putri sulungku.  Kalo putri bungsuku karena dia masih belum baligh, belum terbebani hukum, jadi hanya mengenakan celana panjang training dan kaos lengan panjang, tanpa rok. 


Aktivitas snorkelingpun dimulai.  Perahu motor melaju membawa kami menuju Pulau Semak Daun.  Pulau Semak Daun adalah pulau kecil diantara bertaburnya pulau-pulau di Kepulauan Seribu.  Pulau ini masih sangat sepi, alami dan berpasir putih halus dengan topografi pantai yang landai.  Karena kealamiannya maka pulau ini banyak dikunjungi untuk kegiatan snorkeling dan diving.  Di pulau ini belum ada fasilitas untuk menginap, untuk bisa sampai ke pulau ini biasanya melalui Pulau Pramuka dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.


Ketika mulai terjun ke air yang jernih dan menyaksikan kehidupan bawah laut yang keindahannya tak sebanding dengan ungkapan rangkaian kata-kata indah manapun.  Maka, satu kalimat yang mewakili rasa takjub sebagai makhluk yang tak berdaya, ‘Subhanallah, Allah Maha Indah dan menyukai keindahan’.  Dia-lah yang mengalirkan ketundukan lewat keindahan ciptaan-Nya bagi orang-orang yang berpikir.

Dua jam bereksplorasi di Pulau Semak Daun tak terasa.  Pemandu mengingatkan kami untuk naik ke perahu motor dan melanjutkan perjalanan ke Pulau Air untuk kembali mengintip kehidupan  bawah laut yang juga tak kalah indahnya.

siluet di bawah laut



www.nanidjabar.blogspot.com



pulau air
Putri bungsuku -memberi makan ikan

terumbu karang di pulau air



Ternyata,beberapa jenis terumbu karang yang berada di dasar laut Pulau Air tidak ditemukan di Pulau Semak Daun.  Keanekaragaman biota laut dengan warna-warna dan bentuk yang unik ditambah lagi ikan-ikan hias dengan corak dan warna cerah sangat memukau mata. 

Aku benar-benar merasa sedang berada di antara taman surga.  Ingin rasanya berlama-lama di Pulau Air ini, tapi lagi-lagi suara pemandu mengingatkan kami untuk segera naik ke perahu motor untuk kembali ke Pulau Pramuka, karena matahari mulai beranjak naik, teriknya makin terasa dan pemandu mengatakan tidak baik untuk kesehatan kulit kami, apalagi kulit wanita… ehm…ehm..
  


  biota laut











pulau semak daun










Apakah aktivitas snorkeling terganggu karena mengenakan rok?

Tidak sama sekali!!!


Kamu mau tahu, aku jadi ketagihan untuk bersnorkeling, kalau saja usiaku belum kepala empat, ingin rasanya hati ini ikut pelatihan diving dan kemudian dengan modal sertifikat aku bisa bereksplorasi di banyak pulau, menyelam dan berkhalwat dengan Sang Pencipta  Surga bawah laut. 


Hamdan Lillah atas pengalaman ini, semoga Allah beri kesempatan untuk kembali menikmati keindahan bawah laut ini di tempat-tempat lainnya.  Aaminn.

23 komentar:

  1. Sangaaaat inspiratif Bun...apalagi tips pakaiannya...selama ini malas "main" air karena bingung masalah pakaian...thanks for sharing :)

    BalasHapus
  2. keren ya pemandangan di bawah laut itu menakjubkan

    BalasHapus
  3. Subhanallah, saya belum pernah snorkeling sebelumnya. Mudah2an saya bisa mengikuti jejak mbak nani nantinya :)

    BalasHapus
  4. Masya Allah..saya senang sekali baca sharingnya mbak Nani, bisa ternyata.. I'll Try!! ^^
    TFS mbaak!!

    BalasHapus
  5. dari judulnya udah bikin penasaran, isinya inspiratif :')

    BalasHapus
  6. Baru tahu cara pakai bajunya, thanks for sharing mba :)
    Miris juga sih banyak teman muslimah yang sampe lepas jilbab buat melakukan kegiatan ini :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya allah...padahal msh banyak cara utk tetap patuh pd aturan Allah... btw thanks jg ya mbak dh mampir :)

      Hapus
  7. Cantik-cantik ya mbak, pengen juga tapi gak bisa renang :D

    BalasHapus
  8. Aku belum pernah snorkling mbak *boro-boro* hihi, punya gangguan nafas kaya aku kayanya gak bisa kali ya, khawatir sesak nafas di dasar air :p

    BalasHapus
  9. Hehee insya allah bisa kok mbak...kan bukan diving... :)

    BalasHapus
  10. Aku hobi bangeeet mak.. Dan certified diver sejak tahun 2011. Nyesel rasanya baru diving beberapa waktu yang lalu, tapi yang penting bisa menikmati dan selalu berayukur akan karunia-Nya. Ambil aja sertifikatnya mba.. Ngga nyesel kok..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih mbak indah...msh maju mundur mengingat usia yg sdh tdk mudah lagi...pdhl suami udh ngizinin

      Hapus

Aku dan Lock Down-Virus Corona (Covid19)

Aku tiba-tiba merasa berada dalam dunia unreal, antara percaya dan tidak dengan apa yang sedang aku alami saat ini. Tepatnya hari senin 1...