Rabu, 06 Mei 2015

Pengalamanku Saat Berakhir Pekan di Tanjung Lesung

Kawasan pantai yang konon hanya bisa dinikmati kaum  ‘the have’ ini membuat penasaranku makin menggunung untuk menyaksikan dan merasakan sendiri secara langsung keindahan alam dan pantai alaminya.

Memasuki kawasan Tanjung Lesung yang rapi, bersih, pohon-pohon rindang usia puluhan tahun berjejer di sisi kiri kanan jalan dan beberapa taman bunga di bundaran mencerminkan kalau kawasan ini dikelola pihak swasta yang sangat berorientasi pada kenyamanan pengunjung.  Beberapa ratus meter kemudian disuguhi pemandangan sawah-sawah hijau luas membentang dengan  latar belakang hutan rimba dan langit biru dengan gumpalan-gumpalan awan putih.  Sebuah pemandangan yang menarik dan menyejukkan hati.

Jelang jam 3 sore kami memasuki ‘Beach Club’ Pantai yang menjadi andalan kawasan ini. Setelah membayar tiket 25 ribu per orang dan memarkir mobil, kami diberikan brosur tentang aktifitas apa saja yang bisa di lakukan di kawasan ini. 

Sembari melangkah menelusuri pinggiran pantai, aku melempar pandangan ke laut lepas,  polos dan tidak ada deru suara gelombang air laut.  Hanya riak-riak kecil air laut tertiup angin pantai yang diterpa cahaya matahari siang itu. 

Kamera Nikon kesayanganku masih tergantung rapi di leherku.  Belum ada spot yang menarik jari jemariku untuk menekan tombol shutter.  Sementara para pengunjung hilir mudik memenuhi area pantai.  Suasana begitu ramai dan bising oleh musik DJ yang sengaja disetel dengan volume over dari pendengaran normal.  Sulit untuk bisa menikmati suasana pantai yang seharusnya nyaman dan menyenangkan.



Aku masih berjalan mencari-cari spot dan angle yang mungkin bisa diabadikan dengan indah.  Ada jembatan kayu sederhana yang sengaja dibangun menjorok ke pantai.  Tapi berjubel dengan para pengunjung yang ingin berfose diatasnya.  Ada Resto Seafood dengan setting terbuka.  Hmmm, semua arah dan sisi pantai sudah terjamah, tapi belum satupun spot yang benar-benar pas untuk diabadikan.  

Sebelum menyerah aku coba meng-capture jembatan dari jarak terjauh dan memanfaatkan langit biru berarak awan sebagai daya tarik, meskipun beberapa kepala sedikit mengganggu  muncul di permukaan air pantai.  Dan selanjutnya, aku mati gaya deh..... Akhirnya kurubah settingan kamera ke portrait, dan anak-anakku lah yang jadi top model pantai tanjung lesung kali ini. 

Tanjung Lesung saat week end

Entahlah, bingung juga, apa yang menjadikan tempat ini mahal dan selalu ramai pengunjung.  Secara fasilitas, pantai Ancol jauh lebih menarik.  Dan sangat tidak apple to apple jikalau disandingkan dengan Pantai Nusa Dua Bali.  Karena dari beberapa sumber, Tanjung Lesung kedepannya akan dijadikan kawasan pantai layaknya Nusa Dua Bali.

Pinggir Pantai Tj Lesung (Beach Club)
Jetty, jembatan yang menjorok ke pantai
Klik...
Memang, air lautnya masih jernih dan bersih.  Belum tercemar seperti laut Ancol.  Ikan-ikan kecil yang berenang di permukaan air bisa dinikmati dengan mata telanjang dari atas jembatan.  Sangat cocok  untuk para pencinta snorkling, banana boat dan diving. 

Tapi bagi para pencinta fotografi yang berharap banyak view-view yang menarik dan bervariasi, aku pikir Beach club Tanjung Lesung bukan tempat yang tepat.  Jika sekedar untuk melepas lelah dan menghirup udara bersih pantai, sebaiknya pilih waktu weekday sehingga masih bisa bercengkrama bersama keluarga sambil menikmati terpaan angin pantai.

ikutan gaya...hehehe

klik...
Kami menginap di Vila & Resto Kampung Nelayan, sekitar 500 meter dari gerbang Tanjung Lesung, karena semua tempat menginap di area beach club telah penuh.  Kampung Nelayan ini juga berada di pinggiran pantai satu garis dengan beach club.  Dan, Alhamdulillah di tempat ini aku dan keluarga bisa menikmati suasana pantai yang nyaman.  Makan diatas gazebo yang menghadap ke pantai, menyaksikan sunrise, bercengkrama melepas penat diantara semilir angin dan yang paling penting jauh dari kebisingan.

Sunrise, Kampoeng Nelayan
Gazebo pinggir pantai Kp Nelayan

Hari kedua di Tanjung Lesung, masih dalam rangka menuntaskan rasa penasaran, kami mengunjungi sailing club, masih berdekatan  dengan beach club.   Satu kawasan pantai tertutup yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang menginap di beberapa bungalow yang disediakan di sepanjang pantai ini.  Kami bisa memasuki kawasan ini setelah meminta izin terlebih dahulu dengan petugas penjaga gerbang.

Para penghuni bungalow ini adalah orang-orang asing alias bule yang berasal dari beberapa Negara Eropa.  Sesuai dengan namanya pantai ini digunakan oleh para turis asing untuk bermain perahu layar, menikmati sun bathing, dan menghabiskan liburan bersama keluarga.  Pantainya masih sangat alami, butiran pasirnya putih dan halus, airnya biru bening belum tercemar.  Suasana yang sunyi dan tenang sangat cocok untuk memanjakan diri.

Terlihat beberapa anak bule yang dibiarkan sedang berkeliaran di pantai atau sekedar bermain layang-layang di atas rumput hijau atau bersenda gurau di taman bermain yang sengaja difasilitasi untuk tempat bermain anak-anak.    Ada juga faviliun terbuka untuk bersantai sambil menyantap makanan.  Hmmm, aku jadi berpikir, pantas saja kawasan ini mahal.  Ternyata ini jawabannya.

Jelang makan siang, aku dan keluarga meninggalkan kawasan ini.  Lega rasanya setelah menuntaskan penasaran.

Sailing Club
Sailing Club
Tempat Sun Bathing
....

Tips wisata ke Tanjung Lesung :

* Kondisikan kendaraan pribadi anda dalam keadaan prima karena perjalanan panjang Jakarta-Merak-Keluar tol Cilegon-Charita-Labuan-Tanjung Lesung.  Waktu tempuh sekitar 4 sampai 5 jam.

* Booking tempat menginap di Vila Kalicaa atau Tanjung Lesung Beach Hotel tiga atau empat minggu sebelumnya.  Jika tidak anda harus siap menginap di luar kawasan Beach Club dan artinya anda harus membayar kembali tiket masuk ke Beach Club.

* Sebaiknya menikmati Pantai Tanjung Lesung pada saat Week day.  Selain penginapan lebih murah anda bisa lebih nyaman dan leluasa.

* Siapkan makanan atau cemilan yang anda suka karena di dalam kawasan pantai hanya ada satu resto Sea food dengan menu yang sangat terbatas.  Kalau harga menurut saya sangat relatif.

*Siapkan Budget yang cukup terutama bagi pencinta snorkling, banana boat dan lain-lain karena tarif disini diatas standar rata-rata.  

Semoga tips kecil ini bisa sedikit membantu..... bye...

Wassalam, Nan Dj


25 komentar:

  1. Enak banget kayaknya tempatnya ya, Mbak :)

    BalasHapus
  2. View saat sunsetnya kece mbak! Salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat sunrise itu mbak...hehehe...sama yaa.... slm knal balik :)

      Hapus
  3. lumayan asik lah tj lesung... waktu itu aku sekeluarga nginep di Kalicaa Vila mba... cm krn villanya sndiri udh asyik, bisa dibilang aku cm puas2in berenang di pool nya.. males keluar ;p ga gitu suka pantai jg sih :D

    BalasHapus
  4. wahh jadi mau ke sana lagi..waktu saya ke sana, masih baru mbak belum seramai ini..sekitar tahun 2010-an dehh heheh dah lama ya...btw foto2nya cakep ;)

    BalasHapus
  5. Skrg dh keramean mbak.... hehhe mksh mbak

    BalasHapus
  6. cukup indah ko mba bagi saya yg jarang ke pantai :)

    BalasHapus
  7. Hehhe iya mbak kania.... indah itu sangat relatif ya...dan perlu pembanding juga...mksh ya mbak dh berkunjung :)

    BalasHapus
  8. cantik banget ini tempat, bisa untuk moto2 berbagai pose

    BalasHapus
  9. keren yaa itu pemandangan ... luar biasaa :D

    BalasHapus
  10. indh banget mba pantainya. apalagi pas matahari nongol...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya...sunrise nya pas cuaca lg bagus...mksh ya dh berkunjung :)

      Hapus
  11. kaya asikk buat di jadiin tempat refres bualn depan,, :D

    BalasHapus

Aku dan Lock Down-Virus Corona (Covid19)

Aku tiba-tiba merasa berada dalam dunia unreal, antara percaya dan tidak dengan apa yang sedang aku alami saat ini. Tepatnya hari senin 1...