Kamis, 23 Juli 2015

Wisata Edukatif Bernuansa Pedesaan : Kampoeng Wisata Cinangneng


Halo sobat…


Kalau kamu sudah mulai kurang fokus, tidak konsentrasi dan emosimu gampang terusik, nah ini tanda-tanda kalau kamu sudah mulai terserang gejala puncak kejenuhan.  Jika sudah begini ada baiknya kamu tinggalkan dulu sejenak pekerjaan yang menjadi rutinitasmu setiap hari.  Kalau aku, jika jenuh sudah mulai menghampiri, biasanya pada akhir pekan aku akan mengajak keluargaku untuk menikmati udara luar yang fresh dan  melupakan sejenak dari suasana perkotaan yang bising dan ramai.  Nah kali ini aku dan keluarga memilih sebuah tempat yang sangat pas dengan keinginan kami.  Sebuah tempat wisata keluarga yang secara lokasi tidak jauh dengan lokasi tempat tinggal kami di Bekasi.  Dan tempat wisata ini juga menurutku sangat unik.  Tempat wisata ini dikenal dengan Kampoeng Wisata Cinangneng.


Keunikannya dimana? 

Kampoeng Wisata Cinangneng adalah wisata keluarga edukatif yang bertajuk program poelang Kampoeng.  Uniknya, tidak seperti kebanyakan tempat wisata lainnya dimana biasanya pengunjung dibiarkan masuk dan menikmati sendiri apa saja objek-objek hiburan yang ditawarkan.  Sangat berbeda dengan di Kampoeng wisata Cinangneng.  Di Kampoeng Wisata Cinangneng, pengunjung ditawarkan paket-paket wisata yang sudah disediakan sekaligus dengan harga paket perorang.  Kemudian pengunjung akan ditemani oleh seorang pemandu yang akan selalu menemani, melayani, menjelaskan dan siap membantu apapun yang dibutuhkan oleh pengunjung selama berwisata sesuai dengan paket yang sudah dipilih.  Asyik bukan?  Berasa seperti raja dan ratu…hehehehe


Kampoeng Cinangneng  berlokasi di Kota Bogor, tepatnya  di Jalan Babakan Kemang RT. 01/02 Cihideung Udik, Kec. Ciampea.  Tidak jauh dari Kampus IPB Dramaga, hanya sekitar satu kilometer kearah Cibanteng.  Jangan khawatir lokasi ini sangat mudah ditemukan, selain sudah sangat familiar di  masyarakat bogor,  juga ada papan penunjuk arah menuju ke lokasi.


Sedikit mengulas sejarah tempat wisata Kampoeng Cinangneng ini, awalnya adalah hanya beberapa guest house pribadi pemiliknya yang dibangun tahun 1994.  Namun karena ditawarkan kepada rekan-rekan pemilik yang kebanyakan orang asing sehingga informasi makin menyebar dari mulut ke mulut sampai ke perusahaan-perusahaan.  Dari situ pengunjung berdatangan.  Karena tempat ini berdekatan dengan sebuah desa tempat tinggal penduduk yang kesehariannya berprofesi sebagai petani sawah, kebun sayur dan buah serta berternak kerbau sehingga si pemilik melihat ini sebagai potensi yang sangat bagus untuk dijadikan tempat wisata yang menawarkan hiburan edukatif dengan memperkenalkan tradisi kental Indonesia yang bernuansa pedesaan.  Maka pada tahun 2000 diresmikan menjadi Kampoeng Cinangneng dengan luas sekitar 1,5 hektar.


Mau tau apa saja kegiatan yang kami lakukan selama berada di tempat wisata Kampoeng Cinangneng ini? yuk baca terus ceritaku dibawah ini…. hehhehe


Pertama kali memasuki kawasan wisata ini ditandai dengan gerbang selamat datang di Kampoeng Wisata Cinangneng.  Kemudian kami disambut ramah oleh seorang satpam yang kemudian mengantarkan kami ke bagian penerima tamu.  Di tempat ini kami diterima oleh seorang bapak yang siap  menjelaskan apa saja kegiatan kampoeng wisata ini dan sekaligus menerangkan paket-paket wisata yang ada.  Ada beberapa paket wisata yang tersedia dengan klasifikasi  paket rombongan, paket anak-anak sekolah dan paket keluarga yang masing-masing ada jumlah minimal personalnya.  Nah, karena kami hanya berempat maka kami hanya bisa menggunakan paket keluarga dengan biaya paket perorang 100 ribu rupiah termasuk makan siang.  Jadi, kami sudah tidak usah repot-repot mencari makan siang lagi karena sudah termasuk dalam paket wisata keluarga.

Berkunjung ke Home Industry


Kegiatan pertama kami adalah mengunjungi Home Industry yang ada di kawasan wisata Kampoeng Cinangneng ini.  Seorang pemandu laki-laki muda yang gesit dan sangat ramah siap mengajak kami menelusuri kampung untuk mengetahui lebih dekat apa saja industry rumah tangga yang dikelola penduduk disini.  Untuk sampai di kampung Home Industry tersebut, sebelumnya kami harus melewati  dahulu hutan kecil, perkebunan terong yang kebetulan sedang berbuah  dengan pohon-pohon yang rendah berbaris rapi, menuruni anak tangga yang curam, melewati  petak-petak sawah dan melintasi  jembatan yang dibawahnya mengalir sungai Cinangneng.  Diujung jembatan barulah kami sampai di sebuah desa penduduk yang dinamakan Desa Batang.  Langkah-langkah kami bersemangat, apalagi kedua putriku yang memang belum pernah menikmati langsung suasana pedesaan seperti ini.  Mereka sangat antusias dengan mengeluarkan komentar-komentar kecil sepanjang perjalanan yang mengisyaratkan kalau mereka senang dengan suasana desa yang ada disini.



sawah




kebun terong kampoeng cinangneng


cinangneng


Pengrajin keset adalah pengrajin pertama yang kami singgahi.  Keset ala kadarnya yang dibuat dari bahan-bahan bekas misalnya baju bekas, bahan-bahan sisa tukang jahit dan bahan-bahan apa saja yang menyerap air yang kemudian digunting-gunting sedemikian rupa sehingga menjadi keset-keset yang bisa digunakan. 


Pengrajin berikutnya yang kami kunjungi adalah pengrajin tas wanita.  Tas brand internasional Louis Vuiton yang terkenal itu telah menarik perhatian pasangan suami isteri ini untuk dijadikan usaha andalan yang bisa menghidupi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.  Kedua putriku terperangah kagum.  Di rumah petak sederhana yang sempit, dipenuhi perlengkapan alat-alat jahit dan bahan-bahan baku tas yang bertumpuk di sudut ruang agak remang, menjadi bengkel yang memompa semangat pasangan suami isteri ini untuk selalu berusaha tanpa mengenal lelah.  Dari tangan-tangan mereka inilah puluhan tas setiap harinya dikirim ke pusat penjualan tas di Tajur Bogor. 


Dan yang terahir, kami mengunjungi pengrajin yang memanfaatkan sisa-sisa batok kelapa dan ruas-ruas bambu yang kemudian disulap menjadi berbagai macam peralatan dapur dan souvenir-souvenir  dengan  bentuk-bentuk yang unik.


Kehidupan mereka yang bisa dibilang sangat sederhana,  tinggal di gang-gang sempit tapi semangat usaha yang begitu besar menjadi satu poin positif yang sangat melekat di benak kedua putriku.  Bahwa hidup adalah perjuangan, kerja keras dan harus pandai-pandai bersyukur karena syukur  itulah yang akan membawa kenikmatan luar biasa atas segala kondisi yang sudah digariskan oleh Sang Ilahi.

tas louis vuiton
bersama pengrajin tas

pernak pernik rumah tangga
 kediaman pengrajin batok kelapa & bambu
Menanam Padi di Sawah dan Memandikan Kerbau 
   

Kegiatan menanam padi merupakan kegiatan yang paling seru dan mengesankan bagi kedua putriku.  Sebelum terjun ke lahan sawah yang berlumpur, pemandu terlebih dahulu menjelaskan bagaimana cara menanam padi dengan sistem tandur.  Tandur adalah menanam padi dengan cara mundur.  Konon cara ini merupakan peninggalan pemerintahan kolonial jepang dengan maksud agar meningkatkan produktifitas pertanian.  Bibit yang sudah siap tanam diikat dan kemudian dimasukkan dalam lahan sawah basah yang sebelumnya sudah dibersihkan dan digemburkan, dengan kedalaman sekitar 10 cm dengan jarak yang sama dan tertata rapi, kemudian  ditancapkan dengan cara membungkuk dan berjalan mundur. 


Setelah menanam padi di sawah kami pun segera menuju ke sungai Cinangneng untuk memandikan kerbau.  Aktifitas memandikan kerbau juga sangat mengasyikkan.  Nyemplung langsung ke sungai yang airnya dingin dan segar, kemudian menyibak air dengan kedua tangan sambil mengusap kerbau yang begitu bersahabat.  Hmmm, bagi kedua putriku yang belum pernah melihat kerbau secara langsung merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan.



memandikan kerbau di kampoeng wisata



Tibalah makan siang.  Kami istirahat, bersih-bersih, sholat dzuhur dan makan siang dengan menu paket ayam goreng, tahu tempe, lalap, sambal, kerupuk dan buah sebagai pencuci mulut yang disajikan ala kampoeng dengan wadah bulat besar yang terbuat dari bahan bambu.  Alhamdulillah…

Setelah Dzuhur, pemandu kembali siap menemani kami untuk melakukan aktifitas berikutnya.


Bermain Gamelan

Kali ini, kami diperkenalkan alat musik Gamelan.  Komponen utama alat musik gamelan ini adalah bambu logam dan kayu.  Gamelan ini merupakan seperangkat alat musik yang cara memainkannya berbeda dengan alat musik lain yang kebanyakan menggunakan not balok.  Kami diberi kesempatan untuk memainkan alat ini dipandu oleh seorang yang memang  sudah mahir.  Aku sangat menikmati setiap dentingan suara dari alat yang kami pukulkan dengan nada-nada yang teratur.  Pokoknya asyik banget deh.  Dan aku yang paling kelihatan norak karena baru kali ini aku bisa memegang dan memainkan alat musik ini sehingga menimbulkan nada yang begitu indah di telingaku.



gamelan di kampoeng wisata cinangneng


Membuat Kue dan Minuman Tradisional


Puas bermain gamelan kami menuruni anak tangga menuju dapur terbuka untuk belajar dan mempraktekkan langsung cara membuat kue pukis dan membuat minuman jahe.  Lucu dan menyenangkan, kakak pemandunya pun sangat sabar menuntun kedua putriku belajar membuat adonan kue, memasukkan ke dalam mangkuk-mangkuk kecil hingga di kukus di atas api kompor.  Begitu pula dengan membuat minuman jahe.  Kami diberikan kesempatan untuk memblender jahe, merebus dan terakhir mencicipi makanan dan minuman yang sudah kami buat sendiri.  Waaahhh, asyiikkk ….udah dikasih ilmu dikasih makanan dan minuman pula, Alhamdulillah.

saung caping tempat memasak
dapur untuk membuat makanan/minuman

membuat kue pukis
kue pukis siap dikukus

membuat wedang jahe
Jahe dipotong-potong, siap diblender
Membuat Wayang dari Daun Singkong


Kegiatan kami berikutnya adalah membuat wayang dari daun singkong.  Nah membuat wayang ini awalnya sedikit rumit, karena harus banyak menggunakan daun singkong, dipilin dan diputar-putar.  Tetapi kalau jeli dan memperhatikan kakak pemandu dengan cermat ternyata membuat wayang dari daun singkong itu sangat mudah.

membuat wayang
membuat wayang dari daun singkong
Foto Bersama dengan Pakaian Khas Kampoeng Cinangneng


Tepat menjelang Asyar, kegiatan wisata kami berakhir dengan foto bersama  menggunakan pakaian ala Kampoeng Cinangneng.  Selesai berfoto, selesai juga serangkaian kegiatan wisata kami di Kampoeng Wisata Cinangneng.  Sebelum pulang kami diberi sertifikat penghargaan bahwa kami telah mengikuti program Poelang Kampoeng ke Desa Cinangneng.  Bye….. sampai jumpa …


pakaian tradisional


***

5 komentar:

  1. wah, dekat dg kampus , bisa dicoba ah. Oh ya mandiin kerbau jadi inget masa kecil yang suka main di sawah dan naik kerbau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa bernostalgia masa kecil dong ya...heheh

      Hapus
  2. saya juga udah kesini mba, dari sekolah anak. waktu itu datang siang karena nyari2 alamatnya. jadi ga terlalu puas keliling2 soalnya agak terburu2 gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebaiknya pagi mbak... biar bs ngerasain semua kegiatan... :)

      Hapus
  3. Wayang dari daun singkong? waw.. fotonya dong... penasaran :D

    BalasHapus

Aku dan Lock Down-Virus Corona (Covid19)

Aku tiba-tiba merasa berada dalam dunia unreal, antara percaya dan tidak dengan apa yang sedang aku alami saat ini. Tepatnya hari senin 1...