Jumat, 27 Maret 2020

Aku dan Lock Down-Virus Corona (Covid19)

Aku tiba-tiba merasa berada dalam dunia unreal, antara percaya dan tidak dengan apa yang sedang aku alami saat ini.

Tepatnya hari senin 16 Maret 2020, hari dimana seharusnya aku mengumpulkan ujian take home mata kuliah Metode Penelitian Keluarga dan Anak yang diampu oleh dosen kesayangan Ibu doktor Herien Puspitawati.  Sebenarnya, Sejak hari minggu aku sudah menyelesaikan semua soal yang diujikan dan berencana keesokan harinya sepagi mungkin untuk kembali ke kampus dan mengumpulkan tugas tersebut agar aku bisa melanjutkan persiapan UTS mata kuliah lainnya yang akan berakhir pada tanggal  20 Maret 2020.

Tiba-tiba, aku membaca update berita bahwa Gubernur Jakarta memutuskan Lock Down untuk semua warga Jakarta dan sekitarnya karena jumlah pasien positif  Corona terus bertambah.  Dan Lock Down dimaksudkan untuk memutus rantai penyebaran virus yang sangat cepat penularannya tersebut.

Lock Down ??? lock down artinya harus menghentikan semua aktivitas di luar rumah!!!
Beragam perasaan muncul campur aduk, antara senang, sedih, bingung, dan pastinya antara percaya dan tidak apakah hal ini bisa benar-benar terwujud?  Dan tidak terbayang sama sekali akan seperti apa aku akan menjalani aktifitas keseharian tanpa boleh keluar rumah.  Berbagai pertanyaan pun memenuhi ruang bathinku.  Bagaimana dengan UTS yang baru setengah berjalan? bagaimana dengan kuliah lanjutan setelah UTS, bagaimana dengan tesisku yang masih banyak butuh konsultasi dan diskusi dengan dosen pembimbing, dan sederet pertanyaan-pertanyaan lain yang sungguh aku tak bisa membayangkannya saat itu. Akhirnya satu-persatu pertanyaanku terjawab lewat info-info yang berseliweran di grup whatsapp.  Mulai dari pemberitahuan resmi dari rektor IPB yang memutuskan semua kegitan di kampus akan dilakukan secara online mulai tanggal 16 Maret hingga akhir Mei 2020, sampai pengumuman teknis bagaimana ujian dan kuliah online berlangsung dengan menggunakan berbagai aplikasi yang bisa dikatakan masih asing bagi semua mahasiswa.

Hari ini, hampir genap dua pekan aku melakukan semua aktifitas dari rumah.  Ujian Tengah Semester, Alhamdulillah selesai untuk semua mata kuliah, tinggal menunggu teknis pelaksanaan kuliah dan praktikum online dari masing-masing dosen pengampu mata kuliah.  Tesis?  Dengan berat hati, aku harus mengikhlaskan penundaan untuk berkonsultasi langsung, sambil mencari literatur dan pendalaman variabel yang menjadi fokus penelitianku.  Aku yakin bahkan haqqul yakin, semua ini adalah skenario terbaik dari-Nya.  Poin paling penting adalah, aku harus tetap berpikir dan bersikap positif dengan segala yang aku hadapi saat ini.

Dengan mewabahnya virus Corona ini sudah seharusnya menyadarkan banyak manusia bahwa, ada sesuatu yang Maha Dahsyat di balik alam semesta yang dihuni oleh manusia selama ini.  Sebuah peringatan, sentilan, bagi manusia-manusia yang masih menggunakan penalaran akal sehatnya, bahwa bumi yang dipijak ini bertuan, ada yang memilikinya.  Dan ketika Sang pemilik menginginkan sesuatu terhadap apa yang Dia miliki, maka Kun Fayakun, Jadilah, Maka Jadilah!  Dan manusia tak mampu berkutik sedikitpun.

Mungkin bumi ini lelah menyaksikan ulah-ulah manusia yang berada di atasnya...atau bisa jadi bumi bosan dengan berbagai kedzoliman, ketidakadilan, kemaksiyatan yang tidak pernah berhenti dari waktu ke waktu,...atau apalah...entahlah apapun itu, kita sebagai manusia tidak layak untuk menghakimi.  Tugas kita adalah pandai-pandai memetik hikmah dari kejadian ini.

Apa hikmah yang bisa dipetik???

Wait....tunggu tulisan berikutnya ya...
aku pamit dulu, see you soon....

Wassalam-Nan Dj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku dan Lock Down-Virus Corona (Covid19)

Aku tiba-tiba merasa berada dalam dunia unreal, antara percaya dan tidak dengan apa yang sedang aku alami saat ini. Tepatnya hari senin 1...