“Berkunjung
ke Italy, belum sah jika tidak singgah di Kota Venezia.
Kota
terapung sebagai salah satu icon
wisata di kota ini,
menawarkan
sejuta pesonanya…”
Artikel ini, Alhamdulillah dimuat 4 halaman di Majalah Noor Vol. IX TAHUN XII/2015. Yang beredar di pasaran pada bulan Desember- 2015 sampai Januari 2016.
Venice
yang lazim kita sebut dengan Venezia adalah sebuah kota peradaban yang dibangun
di atas perairan laut Adriatik bagian utara Italy. Sekilas, kita beranggapan kota yang
dikelilingi air ini menyulitkan manusia-manusia di dalamnya untuk
beraktivitas. Ternyata anggapan itu
tidak benar!!!
Eksotis!!!
Itu kata yang pertama kali keluar dari mulutku ketika turun dari kapal dan
menginjakkan kaki di pelabuhan Kota Venezia.
Saat itu akhir bulan Desember, puncaknya musim dingin di Eropa. Aku dan keluarga kecilku diberi kesempatan
oleh Sang Maha untuk menginjak bumi Italy, dan Venezia adalah destinasi utama
kami di Italy, selain Vatikan, Colosseum dan Trevi Fountain di Roma serta
Menara Pisa.
Angin
saat winter berpadu dengan air laut Adriatik terasa menggigit ke
persendian. Tentu kurang bersahabat buat
aku yang sangat mencintai iklim tropis. Kurekatkan
penutup kepala yang bersambung dengan jaket winter berbulu angsa, dengan
lapisan luar berbahan polyester yang ringan dan lembut. Ku-kenakan sarung tangan tebal dan setelah ku
pastikan nyaman barulah kami memulai perjalanan menyusuri jalan konblok yang
bersusun seperti puzzle.
Aku
menebarkan pandangan. Kota ini sangat
bersih dan rapi. Perahu-perahu dan kapal
berukuran sedang tertambat rapi dan teratur di pinggiran laut. Garis-garis bias kuning sisa sunrise masih bergelayut di salah satu
sisi langit. Diseberangnya, bangunan-bangunan
unik bergaya eropa berdiri menjulang. Tidak
saja indah dan megah, tapi mencerminkan sebuah karya seni tingkat tinggi dari
sebuah peradaban yang pernah jaya.
Meski bangunan-bangunan ini sudah
terkesan tua, tapi tetap terlihat kokoh dan tanggguh.
Menyaksikan
bangunan dengan tiang-tiang kekar dan kuat mengingatkan aku akan seorang
saudagar kaya kelahiran Venezia, Marco Polo.
Ketangguhannya telah menghantarkan beliau menjelajah beberapa negara di
dunia dan bahkan beliau pernah mengukir cerita ketika singgah di negeri kita,
Indonesia tercinta.
Gondola,
Alat Transportasi yang Romantis
Gondola
adalah sebuah perahu dayung tradisional asal Venezia. Gondola merupakan sarana transportasi utama
di Venezia selama berabad-abad dan masih memegang peranan penting dalam sistem
transportasi publik disana sampai saat ini.
Gondola
digerakkan oleh seorang pendayung yang disebut Gondolier. Berdasarkan hukum yang berlaku di Venezia,
seorang Gondolier harus lahir di Venezia untuk bisa melakukan pekerjaan
ini.
Gondola
terbuat dari 280 potong kayu yang terdiri atas 8 jenis kayu, yaitu fir, oak,
cherry, walnut, elm, mahogany, larch dan limedan. Sisi kiri Gondola dibuat lebih panjang
dibanding sisi kanan untuk menyeimbangkan berat gondolier. Di bagian ujung-ujungnya dibentuk runcing
seperti tanduk yang melengkung ke atas. Pada
bagian bawah perahu dibuat datar dan di dalamnya terdapat kursi-kursi yang
empuk dan nyaman. Kapasitas angkutan ini
sekitar 4-5 orang.
Karena
ukurannya kecil dibandingkan dengan kapal maka alat transportasi ini bisa
menembus kanal-kanal yang berada di lorong-lorong sempit. Untuk
bisa berada di atas Gondola ternyata tidak mudah. Karena alat transportasi ini tergolong mahal,
sekitar 80 euro atau setara dengan satu juta rupiah lebih. Meski mahal para wisatawan jarang yang
meninggalkan Venezia sebelum merasakan naik Gondola. Termasuk aku dan keluargaku tentunya.
Bersama
seorang Gondolier yang piawai mengayuh, kami dibawa berkeliling menyusuri
kanal-kanal. Melintasi jembatan-jembatan
yang didesain melengkung pada bagian tengahnya agar bisa dilalui oleh perahu,
dan menyaksikan banyak manusia berlalu
lalang berjalan di atas trotoar sebagaimana lazimnya sebuah kota. Inilah potret sebuah kota terapung yang unik
dan langka!!
Gondola
tidak seperti perahu kebanyakan yang sering oleng ketika bergerak di permukaan
air. Perahu unik ini begitu tenang dan
nyaman menghantarkan kami menikmati satu demi satu keindahan lorong-lorong
sempit, diantara bangunan-bangunan tua klasik dan jembatan-jembatan kokoh yang
saling terhubung.
Terpaan
angin, riak air yang tersapu pengayuh dan bangunan yang artistik merupakan
kombinasi cantik yang menjadikan suasana semakin romantis. Sangat pantas jika Times Online menyebut
Venezia sebagai kota paling romantis di Eropa.
Karena julukan ini pula banyak film-film yang menjadikan Venezia sebagai
lokasi syutingnya. Diantaranya film-film yang dibintangi oleh James Bond dan
film The Tourist yang dibintangi Agelina Jolie.
Bagi
kami, berada di atas Gondola ibarat sedang merayakan pesta cinta yang
dikelilingi oleh bertabur keindahan.
Suasana indah yang menghadirkan kedalaman rasa syukur pada-Nya, momen
menambah kemesraan dengan pasangan dan melipat gandakan kecintaan kepada buah
hati. Apalagi melihat kedua putriku tersenyum mekar, lengkap sudah kebahagiaan.
Selain
Gondola, ada alat transportasi kapal berukuran sedang dengan kapasitas puluhan
penumpang yang juga berlabuh di Venezia.
Tapi kapal-kapal ini jarang
dipakai di dalam Kota Venezia. Biasanya
kapal ini digunakan oleh para turis yang ingin berkunjung ke Venezia atau
keluar dari Venezia.
Venezia
tidak hanya menampilkan keelokan kotanya.
Penduduk yang mendiami kota ini juga sangat terkenal dengan keramahan
dan profesional melayani pengunjung. Kebanyakan
mereka berlatar belakang pendidikan tinggi dan mempunyai cara berpikir yang
selalu berorientasi untuk maju. Bagi
mereka, tinggal di atas air tidak menjadi kendala sama sekali. Keramahan itu sangat jelas ketika kami mulai
berinteraksi dengan Gondolier dan para pedagang yang ada di Venezia.
Jejak
Islam di Venezia
Venezia
dibangun sekitar abad ke 7 Masehi. Terdiri dari 118 pulau-pulau kecil di laguna
(danau pinggir laut) yang memiliki akses langsung ke laut Adriatik dan laut
Mediterania. Karena letaknya di tepi
laut menjadikan kota ini sebagai kota maritim yang penting dan menjadi pusat
perdagangan di Eropa Barat.
Venezia
mulai melakukan hubungan perdagangan dengan dunia islam sejak abad ke 8
Masehi. Kita ketahui bersama, Negara
Islam berdiri pertama dibawah kepemimpinan Rasulullah pada abad ke 6 Masehi,
tepatnya Tahun ke-2 Hijriyah. Melalui
hubungan dagang yang terjalin selama berabad-abad, pengaruh budaya dan seni islam
banyak masuk dan mempengaruhi corak
kehidupan orang-orang di Venezia.
Hingga
abad ke 12, hubungan islam dan Venezia semakin erat. Pemerintahan islam saat itu berpusat di Istanbul
Turki dengan pemerintahan Turki Ustmani yang dipimpin oleh Muhammad Alfatih. Saat itu banyak orang-orang Venezia
mempelajari bahasa arab dan menghabiskan waktunya untuk tinggal di
daerah-daerah Islam. Mereka, orang-orang
Venezia mengagumi banyak hal tentang kemajuan di dunia islam. Mereka tidak saja membeli rempah-rempah,
sutera, barang-barang mewah yang kemudian dijual di Venezia, tetapi mereka juga
mempelajari dan mengadopsi karya seni, budaya, dan arsitektur islam pada masa
itu. Bahkan banyak dari risalah
astronomi dan matematika klasik yang dikenal di Venezia awalnya diperkenalkan
melalui terjemahan dari bahasa Arab.
Piaza
San Marco adalah salah satu bangunan yang arsitekturnya diilhami oleh
arsitektur pada masa Turki Ustmani. Ciri
khas bangunan ini adalah adanya menara setinggi hampir 100 meter. Dari puncak menara ini kita bisa melihat view
Kota Venezia dengan leluasa. Piaza San
Marco juga terkenal sebagai landmark Kota Venezia dan terletak di alun-alun
utama Kota Venezia.
Melihat
Piaza San Marco dari dekat juga bangunan-bangunan unik yang pada bagian depan
terdapat deretan pintu-pintu melengkung kebawah, memutar memoriku ke masa
beberapa tahun yang lalu saat aku berdiri di salah satu sisi Mesjid Nabawi
Madinah. Lekukan-lekukan setengah
melingkar berjejer sempurna dan ukiran-ukiran di banyak sisi dan sudut serta
kubah-kubah di atas bangunan menampilkan karya seni yang kental nuansa islam.
Setelah
puas mengukir kenangan di atas Gondola dan menyusuri jejak-jejak Islam diantara
bangunan-bangunan tua dan klasik, kami menyempatkan untuk singgah ke beberapa
kios pedagang. Beragam jenis barang yang
ditawarkan dalam kios-kios yang berada di sepanjang jalan. Mulai dari perlengkapan winter, gantungan
kunci dan bahkan beberapa kios sengaja menjual souvenir berupa topeng-topeng
wajah manusia.
Konon,
topeng-topeng ini adalah cerminan dari sebuah tradisi budaya yang dilakukan
setiap tahun dengan pesta yang sangat meriah.
Sayang sekali saat kami berkunjung, tidak bertepatan dengan waktu
perayaan tradisi budaya tersebut. [Nani
Djabar]
Wah selamat ya mak masuk majalah tulisannya :)
BalasHapusAlhmdllh...makasih mak :)
HapusAsiknya bisa jalan ke Venezia. Kalo aku ke sana, bisa selesai satu novel romantis nih.
BalasHapusWuaahh...hayo mb bikin novel romantis...*gk perlu kesana dl.....hehe
HapusPantes aja masuk majalah. Tulisannya keren. Pengalaman yg mengesankan. Saya gak nyangka gondola sederhana itu ternyata mahal banget hihihi
BalasHapusMakasih mbak...iya gondola mihil bingit...hehe
HapusKeren Nan tulisannya... Enak ye menikmati jalan2 trus bikin tulisan dimuat di media terkenal.. Asyik nian... Ayuk sesekali jalan2 jugo tapi koq idak pede ye ngirim ke media, hehe...
BalasHapusAwalnyo dak pede jugo yuk...nyubo apo salahnyo kan...hayuukk ngirim ke media
Hapusini tulisan keberapo yg dimuat media Nan?
HapusAku baru nyoba ngirim duo kali yuk....alhmdllh duo2nyo dimuat... sikok lg tunggu tgl maennyo ye (majalah laen sikoknyo)...hehhe
HapusAku baru nyoba ngirim duo kali yuk....alhmdllh duo2nyo dimuat... sikok lg tunggu tgl maennyo ye (majalah laen sikoknyo)...hehhe
HapusDuh.. Ayuk jadi penasaran dgn tulisan sikoknya.. Pasti keren jugo ye.. Pastilah dimuat media krn dukungan foto2 yang bagus dan berkualitas..
HapusAlhamdulillah.. Selamaatt..
BalasHapusIkut seneng lho Mbak Nan..
Semoga jadi dorongan yang lebih kuat untuk karya yang lebih gemilang *ceileehh bahasa saya.. hehe
Hehehh...aamiiin mksh mbak irly :)
HapusHehehh...aamiiin mksh mbak irly :)
HapusWah, keren. Ini salah satu kota impian saya :D., entah kapan bisa kesana *mimpi :P
BalasHapusKeren mba nani :)...aku juga pengen ke venice hihihi...
BalasHapuskalo boleh tau sekarang penduduk venezia ada berapa kepala keluarga ya?
BalasHapusMasya Allah, makasih tulisannya. aku pengen banget ke sana :D makasih ulasannya ya :)
BalasHapuswahhhhh pengen banget kesana, langsung mupeng seketika. Makasih ulasannya mbak
BalasHapusPertama, aku mau ngucapin SELAMAT. waahhh senang nya artikel nya bisa masuk majalahh.. Kerreeenn.. Sering sering sharing cerita tentang travelling nya mba, aku suka bacanya :))
BalasHapusPemandangan kota Venesia cakep banget yak, makanya banyak orang honeymoon memilih destinasi ini :)
BalasHapusWah keren....gondola...itu sangat terkenal, romantis bingit ya...kapan ya aku bisa kesana...hihii....btw selamat ya mbak, artikel nya bisa masuk majalah...
BalasHapusWah keren....gondola...itu sangat terkenal, romantis bingit ya...kapan ya aku bisa kesana...hihii....btw selamat ya mbak, artikel nya bisa masuk majalah...
BalasHapusWaw keren mbak muantapppp banget nih.
BalasHapus