Foto dan traveling adalah dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Setiap perjalanan pasti
mengukir cerita, yang salah satunya dapat diabadikan lewat foto. Sayang kalau momen-momen traveling kamu
ternyata hanya menghasilkan foto-foto yang apa adanya alias kurang bisa
dinikmati oleh banyak mata. Sebaliknya
perjalanan kamu akan lebih bermakna dan lebih bisa dikenang dalam sebuah foto
yang mampu mengangkat cerita dari sebuah obyek yang ditangkap oleh mata lensa.
Nah, pada kesempatan kali ini aku ingin berbagi pengalaman
(berbagi pengalamannya digaris bawahi tebal dan warna merah ya, karena aku
bukan fotografer professional alias masih amatir), bagaimana teknik foto
sunset-sunrise, sehingga sunset-sunrise yang kita capture bisa kita nikmatin
dalam sebuah foto yang keindahannya kita upayakan semirip mungkin dengan obyek
aslinya. Kenapa aku katakan semirip
mungkin? Karena lensa kamera adalah teknologi buatan manusia yang secanggih
apapun tidak akan mampu mengalahkan lensa mata buatan Sang Maha yang mampu
menterjemahkan objek dan warna demikian sempurna.
Kenapa pula aku fokus pada teknik foto sunset-sunrise saja?
Kok tidak foto landscape atau yang lainnya?
Alasan pertama, karena sunset-sunrise itu berlangsung sangat
singkat dan momen yang tidak bisa diputar kembali, esok lusa masih ada
sunset-sunrise tapi tidak akan pernah sama karena kondisi cuaca harian yang
tidak selalu sama. Jadi butuh teknik
khusus agar momen singkat ini tidak terlewatkan dengan sia-sia. Alasan kedua, karena adanya golden hour. Istilah golden hour dalam fotografi diartikan
sebagai momen dengan kondisi pencahayaan terbaik. Cahaya adalah faktor yang paling menentukan
baik buruknya sebuah foto. Golden hour
terjadi dalam waktu antara sebelum dan sesudah matahari terbit (sunrise) dan
sebelum dan sesudah matahari terbenam (sunset).
Kira-kira dalam rentang waktu jam 17.00-19.00 dan jam 05.00-07.00. Pada rentang waktu ini cahaya matahari
menerpa obyek dari sudut miring sehingga memberikan dimensi dan tekstur yang kaya dan warna cahaya keemasan yang
lembut dan hangat.
Ada beberapa teknik foto sunset-sunrise yang perlu diketahui
seorang traveler sebelum melakukan traveling :
·
*Menentukan destinasi perjalanan itu
penting. Cari tahu dimana dan arah mana
posisi sunset atau sunrise berlangsung pada lokasi tujuan traveling kamu.
Sebelumnya ada baiknya kamu browsing tentang obyek apa saja yang ada di lokasi
tujuan wisata kamu, sehingga sedikit banyak kamu sudah bisa menentukan sudut
pengambilan foto kamu. Jangan mengikuti
angle foto kebanyakan, carilah sudut-sudut pengambilan yang berbeda agar foto
yang kamu hasilkan terlihat lebih unik.
·
*Setting kamera.
Setting kamera ini menjadi kunci foto kamu. Minimal ada 5 hal yang harus kamu setting
sebelum mulai meng-capture sunset-sunrise.
Pertama, pilih mode manual (M) pada roda bagian kiri atas kamera. Kamera yang aku gunakan adalah DSLR Nikon
D90, biasanya dalam setiap kamera digital DSLR, mirrorless, atau kamera saku
yang agak canggih pasti dilengkapi roda dengan pilihan notasi M, A, S, P untuk
Nikon dan M, Av, Tv, P (canon). Kedua, geser mode auto fokus ke manual. Tombol
AF (auto fokus ) pada kamera Nikon D90 terletak di bagian bawah
kiri. Ketiga, tentukan nilai ISO pada
kisaran 100-200. Sebenarnya nilai ISO
bisa kamu sesuaikan dengan keinginan kamu.
Jika kamu menginginkan obyek sunset-sunrise lebih terang, naikkan ISO
begitu juga sebaliknya jika kamu ingin sedikit lebih gelap, nilai ISO nya bisa
diturunkan. Keempat, tentukan nilai F
(bukaan) dan S (speed). Biasanya kalau
untuk sunset-sunrise aku menggunakan nilai F pada kisaran 11-32 dan speed pada
nilai 60-100. Kelima, pilih white
Balance pada cloudy atau shade. White
Balance ini juga sangat penting, pemilihan cloudy atau shade menghasilkan
nuansa yang berbeda dan foto sunset-sunrise yang kamu hasilkan akan lebih
terlihat dramatis. Ingat! jangan pernah
memilih Auto White Balance. Karena aku
lebih suka sunset-sunrise dengan warna merah keemasan maka aku sering
menggunakan white balance-shade.
![]() |
Setting pada M (Manual) |
![]() |
setting manual fokus (M) |
*
![]() |
tentukan angka F(bukaan) dan S(Speed) pada gambar diatas f/22 dan speed 100 |
![]() |
menentukan angka ISO, pada gambar diatas ISO 200 |
![]() |
memilih shade pada white balance |
·
*Wajib menggunakan tripod atau penggantinya. Jika kamu ingin mendapatkan hasil foto yang
tajam maka tripod wajib digunakan.
Tripod ini dimaksudkan untuk
menghindari getaran saat memencet tombol shutter. Jika belum memiliki tripod, gunakan batu atau
apapun untuk meletakkan kamera dengan aman dan gunakan self timer. Selain menghindari getaran, dengan tripod
kamu bisa mengatur komposisi foto dengan leluasa. Jika objeknya pantai, maka kamu bisa
meluruskan garis horizon dengan sempurna.
![]() |
tripod, dijepret dengan batu sebagai penyangga kamera |
·
*Mengatur komposisi. Komposisi dalam fotografi bisa diartikan
sebagai cara menyusun elemen-elemen secara keseluruhan yang menjadi objek foto
dalam satu ruang. Kenapa perlu
diatur? Agar foto yang kamu hasilkan
lebih menarik dan lebih indah dilihat, karena elemen-elemen di dalamnya diatur
secara seimbang. Komposisi yang paling
terkenal dalam teori fotografi adalah Rule of Third atau komposisi sepertiga
layar. Bisa dilihat contoh foto pantai
dibawah ini. Tapi bukan berarti mutlak
ya, fotografi itu ilmu seni yang fleksibel dan tidak kaku. Jadi Rule of Third tidak selalu harus, yang
terpenting asah kepekaan kamu untuk menangkap dan mengatur elemen-elemen yang
menjadi objek foto kamu sehingga menghasilkan foto yang luar biasa. Caranya? Banyak-banyak latihan,
jepret…jepret…dan jepret… hehehhe
![]() |
Rule of Third, air laut menempati 1/3 layar, 2/3 layarnya langit |
B *Bermain
dengan siluet. Memanfaatkan
bentuk-bentuk atau lekukan sebuah objek yang menarik pada saat sunset-sunrise
akan menambah daya tarik foto yang akan kamu hasilkan. Biasanya objek yang paling menarik dijadikan
siluet adalah tubuh manusia. Lekukan separuh
badan atau keseluruhan dipadu dengan objek yang ada di sekitar akan bisa
menghasilkan sebuah foto yang hidup dan mampu menyiratkan sebuah cerita.
![]() |
kombinasi siluet bentuk tubuh dan batu karang-foto bercerita |
Oh ya, kalo mengcapture sunset-sunrise biasanya aku menggunakan lensa kit standar plus wide converter dan lensa tele 70-300 mm. Kalo kamu punya lensa wide, tentu akan menghasilkan foto yang lebih ciamik.
![]() |
saat sunrise, pohon kelapa sebagai siluet dan langit 2/3 layar |
![]() |
f/29, 1/25s, ISO 200 |
![]() |
sunset tanah lot bali |
Ok ya, kira-kira demikian teknis mengabadikan foto sunset dan sunrise, selamat mencoba...salam jepret...
(Nani Djabar)