Hawa sejuk khas pegunungan yang menyegarkan, kontur jalan naik turun dengan bukit-bukit menghijau membuka kembali memoriku saat berada di Monaco pada musim dingin beberapa tahun yang lalu. Kurentangkan kedua tangan, kutarik nafas dalam-dalam sembari memejamkan mata dan mengucap syukur betapa indah dan sejuknya semesta Mu.
Lembang memang sarat destinasi wisata. Di sepanjang jalan menuju hotel tempat kami menginap satu persatu tempat-tempat wisata terlewati dengan jarak yang tidak begitu berjauhan. Udara sejuk, tempat wisata bertebaran dan kuliner khas yang memanjakan lidah merupakan kombinasi yang sempurna sebagai pilihan untuk bersantai di akhir pekan bersama orang-orang yang kita cintai.
Menjelang tengah hari, saat mentari mulai menghangat, kami sampai di Hotel Sandal Woods, hotel tempat kami menginap yang sudah kami booking sebelumnya. Tampilan hotel dari depan sangat biasa bahkan terkesan sangat sederhana menurutku dibanding rate kamar hotel yang berkisar diatas satu jutaan/malam.
Hotel Sandal Woods
|
Langkah kakiku sedikit enggan memasuki lobi hotel, sementara pikiranku masih bertanya-tanya "kok gak seperti yang aku liat di websitenya, kecele deh" bathinku.
Tanpa aku sadari suamiku sudah chek in dan kedua putriku sudah masuk duluan ke ruang lobi.
Aku terperanjat ketika salah seorang dari putriku melambaikan tangannya mengajak aku memasuki ruangan besar di bagian dalam. Ternyata dugaanku salah. Hotel ini sangat berkonsep. Ada sebuah ruangan besar yang terhubung dengan alam terbuka, dengan kursi dan sofa- sofa yang tertata apik. Sudut-sudut ruangan terdapat benda-benda unik miniatur eropa dipercantik lampu remang warna warni. Di seberangnya terdapat kolam renang dengan air yang biru jernih dan disekelilingnya ada bangunan tinggi dengan warna dan model yang klasik.
Tiba-tiba aku merasa seperti sedang berada di Eropa,
Benar, sang pemilik hotel yang pernah bersekolah dan tinggal lama di Eropa sengaja mendesain hotel ini bernuansa Eropa. Sama dengan tempat wisata Farm House dan D'Ranch yang juga miliknya. Hanya floating market, dan rumah sosis yang tidak dikelola dengan konsep Eropa, celoteh resepsionis dengan wajah sumringah ketika aku menyampaikan rasa ingin tauku.
Aku tidak sabar untuk segera mengunjungi tempat-tempat wisatanya. Usai melaksanakan kewajiban pada Sang Maha, kami langsung meluncur ke Floating Market yang tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Sayang sekali, ekspektasiku terhadap pasar terapung ini mungkin terlanjur tinggi. Dalam bayanganku, kami bisa manaiki perahu dan bertransaksi jual beli di atas air layaknya Floating Market yang ada di Bangkok atau Kalimantan. Ternyata disini hanya ada para penjual beragam kuliner, diatas tempat yang berbentuk perahu diam yang dipasang berjejer di pinggiran danau.
Hmmm, aku sempat tercenung dan akhirnya tidak lama memutuskan untuk segera keluar menuju tempat wisata Farm House susu Lembang.
Lima belas menit berlalu. Kami sudah memasuki halaman parkir yang sangat luas di area wisata farm house. Kubuang jauh-jauh segala harapan tentang indahnya wisata ini. Sudahlah aku hanya ingin menikmati kebersamaan bersama keluargaku tercinta. Bagaimanapun suasananya aku sudah sangat bahagia bisa melalui akhir pekan bersama orang-orang yang aku cintai.
Tempat wisata ini sepertinya cukup luas. Dari halaman parkir menuju pintu masuk cukup jauh. selintas terlihat asri dan sangat menarik.
Gerimis kecil menemani langkah-langkah kaki kami menuju pintu masuk yang tiketnya bisa ditukar dengan 1 cup susu atau jus atau 1 menu makanan yang ada di resto farm house.
Pandanganku menyapu ke setiap penjuru. Wow Menarik!!! gumamku dalam hati.
Kedua putriku langsung menyambangi kandang-kandang ternak yang ditata sedemikian menarik. Ada iguana, angsa, burung, kelinci, kambing, sapi dan lain-lain. Iya, Farm House ini merupakan tempat wisata di alam terbuka yang berkonsep perkebunan dan peternakan dengan setting dan landscape yang dikelola sedemikian rupa sehingga pengunjung merasakan seolah-olah sedang berada di Eropa.
Gerimis sesekali masih terasa menyentuh pipi. Udara dingin, taman dengan bunga mekar warna warni dan bangunan-bangunan klasik semakin mengentalkan rasa Eropa.
Banyak yang bisa dinikmati di tempat ini. Kamu yang suka kuliner bisa mengunjungi Resto yang pernak pernik ornamennya Eropa banget dan menu-menunya juga lengkap dari lokal hingga menu khas eropa yang maknyus di lidah ada disini.
Yang suka fotografi, disini tempatnya spot-spot cantik ala Eropa dan kamu bisa jeprat jepret sepuasnya.
Yang suka selfie, kamupun bisa berselfie ria menggunakan kostum ala princes Eropa yang bisa disewa dengan harga yang sangat terjangkau, sekitar 50 ribu per kostum.
Atau kamu juga bisa sekedar menikmati waktu bersama keluarga tercinta dengan menelusuri lorong-lorong taman yang indah, melihat detail rumah hobbit, duduk-duduk bersantai di sudut-sudut taman sembari menghirup hawa sejuk, menyegarkan mata sekaligus pikiran.
Tak terasa, senjapun usai diantara gerimis dan mendung. Sayap malam mulai mengembang. Lampu-lampu temaram di taman mulai menyala. Membuat suasana menjadi semakin indah dan romantis. Tapi sayang, pekat malam menggiring kami untuk segera beristirahat dan sebelum kembali ke hotel kami menyempatkan berbelanja souvenir yang dijajakan di atas mobil unik dengan beberapa anak tangga bertabur bunga.
Jujur, aku masih menyimpan rasa rindu di tempat ini. Semoga ada kesempatan lagi untuk bisa kembali kesini.
###
Wassalam,
Nan Djabar