Kamis, 23 April 2015

Berani Lebih Cerdas Sebagai ‘Full Time Mother’


Menjadi Ibu Rumah Tangga (Full Time Mother) adalah pilihan.  Dan bukan pilihan ringan.  Kenapa??? Karena sejatinya seorang ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi buah hatinya dan mitra yang multi talenta bagi belahan jiwanya.  Sebuah profesi yang menuntut seorang wanita #BeraniLebih cerdas dalam menata tugas-tugasnya  sebagai ibu sekaligus isteri agar berjalan seimbang dan berkesinambungan.

Siapapun kamu dan dengan latar belakang suku, bangsa dan agama apapun pasti sepakat bahwa kebahagiaan sebuah keluarga berawal dari rumah tangganya.  Dan yang paling berperan dalam mewujudkan kebahagiaan ini adalah sosok seorang ibu.

Cerdas tidak selalu identik dengan angka-angka pencapaian yang tinggi dari lembaga pendidikan formal. 
Cerdas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sempurna perkembangan akal budinya untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya atau mempunyai ketajaman dalam berpikir.

Jadi, ibu yang cerdas adalah yang mampu memahami, mengolah dan memberikan solusi yang tepat terhadap  tumbuh kembang dan kebutuhan anak-anaknya.  Isteri yang cerdas akan tanggap dan tahu harus bertutur dan bersikap seperti apa agar pasangannya merasa nyaman dan terbantu  menjadi mitra dalam hidupnya.

Suatu kali terjadi percakapan singkat dengan seorang teman masa SMA di sosial media. 
“Kamu kerja dimana sekarang?” tanyanya membuka percakapan.
Aku jawab dengan lugas, “Menjadi Ibu Rumah Tangga”.
“Sayang banget ya, udah tinggi-tinggi kuliah di PTN, ahirnya cuman kerja di dapur”, lanjutnya dengan enteng.

Pola pikir seperti  rekan saya ini saya kategorikan pola pikir yang sudah teracuni oleh nilai-nilai kapitalis (ups… so sorry, kalo ada yang tidak sependapat).  Yang memandang segala sesuatu hanya dari sisi materi.
Sangat picik dan gagal paham kalau memandang tugas seorang Ibu Rumah Tangga adalah pekerjaan rendahan.

Untuk kamu-kamu yang sama seperti saya , yang memilih berkarir menjadi “full time mother” harus #BeraniLebih cerdas mengatur waktu.  Karena kunci keseimbangan yang berkesinambungan itu adalah DISIPLIN dalam waktu.

 Kamu pasti akan sangat berbahagia ketika rumahmu setiap hari dihiasi senyuman manis dari buah hati dan belahan jiwamu. Oleh karenanya kamu harus pandai-pandai merawat dirimu agar selalu terlihat segar dan cantik meski sering berjibaku dengan dapur. 

Kamu juga mesti memperbaharui wawasan dan belajar (belajar tidak harus lewat sekolah lho!) melalui surat kabar dan media elektronik agar tetap menjadi teman diskusi yang asyik bagi buah hati dan bisa memberikan masukan pada suami terkait pekerjaannya.

Jadilah seorang ibu yang hangat yang bisa mengontrol emosi dan merawat semangat.  Sesekali lakukan akitifitas di luar rumah seperti  olah raga, ke salon, ikut kajian atau seminar, atau silaturahmi dengan teman-teman.  Menjaga semangat itu perlu, agar kamu tetap bisa melakukan tugasmu sebagai ‘full time mother’ tapi tetap bisa menyalurkan hobi dan berkarya bahkan punya penghasilan dari rumah.

So…. Berbahagialah buat kamu yang telah memilih berkarir di rumah.  Yuk #BeraniLebih cerdas menjadi “full time mother” agar rumahku adalah syurgaku menjadi nuansa indah yang selalu menghiasi rumah tangga kita.

451 kata

FB : Nan Djabar
Twiter : @Ummudiffa

Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Tulisan Pendek #BeraniLebih

 


Senin, 13 April 2015

Menara Miring Pisa, Italy

Tiba di kawasan Menara Pisa langit masih digelayuti  arakan awan hitam.  Untuk sampai di menara kami harus berjalan kaki beberapa ratus meter.   Winter memaksa aku untuk bisa bersahabat dengan dingin, gerimis, bahkan tiupan angin yang terasa menusuk-nusuk ke tulang.

Ramai pejalan kaki menuju menara membuat aku lupa dengan cuaca dingin yang menggigit.  Apalagi melihat begitu banyak para penjaja payung yang menawarkan dengan bahasa Indonesia dan inggris secara bersamaan menjadi hiburan ringan di sepanjang jalan.  Ternyata kebanyakan para pedagang di sekitar kawasan Menara Pisa ini adalah muslim Bangladesh.  Mereka sengaja bermigran ke Italy hanya untuk mencari penghidupan.

Tidak terasa Menara Pisa sudah di depan mata.  Sebuah bangunan yang mengerucut ke atas dengan kemiringan sekitar lima meter ke samping telah membuat banyak manusia dari penjuru dunia ingin menyaksikannya dari dekat.  Memegang langsung, mengabadikan dan ingin mengetahui sejarah dibalik kemiringannya tersebut.


menara Pisa, Italy
Menara Pisa

Menara Miring Pisa dalam bahasa Italynya disebut Torre Pedente di Pisa atau sering disingkat Torre di Pisa terletak di kota kecil Pisa Propinsi Tuscany, sekitar 380 kilometer dari Kota Roma.



Menara ini merupakan bangunan ketiga di lapangan pelangi Kota Pisa.  Dan dibangun secara lurus vertikal untuk  menempatkan lonceng yang dipergunakan untuk acara-acara keagamaan.

www.nanidjabar.blogspot.com
di Lapangan rumput Hijau


Tapi dalam proses pembangunannya yang sangat panjang memakan waktu hampir 200 tahun karena terkendala oleh perang sehingga menara ini mengalami kemiringan 5 meter kesamping.



Setelah diteliti ternyata memang menara ini dibangun diatas tanah yang tidak stabil dan dengan kedalaman yang tidak seimbang dengan bobot yang mencapai 14.500 ton.



di Teras Katedral
Menikmati udara winter :)

Hmmm… berarti desain menara ini sudah cacat sejak awal, tapi kok bisa jadi salah satu keajaiban dunia ya???


menara miring pisa, Italy
berfose menahan Menara


Aku dan keluarga berjalan-jalan mengitari bangunan-bangunan di sekitar menara.  Artistik dan unik memang, tetap khas gaya eropa. Tidak lama kami pun mencari resto untuk memanjakan lidah.  Halal food kudu jadi prioritas utama dong….hehehe



halal food, menara pisa italy
makan dulu yuukk :)




Setelah kenyang, waktunya berburu souvenir.  Wah di sekitar Pisa ini banyak sekali pedagang souvenir.  Ada perlengkapan winter, tas, sepatu, dan souvenir-souvenir produk lokal Italy dengan harga yang sangat terjangkau.  Saking senengnya berbelanja, aku jadi lupa  jepret-jepret kios disini... :D

foto dulu ah...

Karena pada saat winter, malam lebih panjang dari siang sehingga kami harus buru-buru pulang ke hotel sebelum matahari terbenam.  

bye...

Wassalam, Nan Dj

Baca juga : 
Ketika Singgah di Bologna, Italy
Monaco, The Second Smallest Countries
                

Aku dan Lock Down-Virus Corona (Covid19)

Aku tiba-tiba merasa berada dalam dunia unreal, antara percaya dan tidak dengan apa yang sedang aku alami saat ini. Tepatnya hari senin 1...